Aku Cuma anak SMP biasa. Seperti biasanya, hari ini aku
pulang sendiri lagi. Aku bukannya tidak mau pulang bersama teman temanku, hanya
saja rumahku lebih jauh dari temn-temanku yang lainnya. Dan disinalah tempatku
sekarang, tempat ini adalah tempat favoriteku, setiap hari sepulang sekolah aku
selalu menyempatkan diri untuk melihat pemandangan ini.
Tempat ini berada ditepi danau
yang memiliki air sebiru laut dan
ditemani sebatang pohon yang rindang dan tinggi menjulang.Aku suka
pemandangannya, serasa berada dilaaut lepas. Ku hirup udaranya yang segar
hingga memenuhi paru-paruku.
Namun sepertinya aku tidak
sendiri, bulu tengkukku rasanya bergidik akupun refleks menoleh kekanan dan
mendapati seorang anak laki-laki sedang tersenyum kehadapanku. Aku hanya
bengong melihatnya. Senyumnya indah matanya sebiru laut. Dan wajahnya, agak
kebaratan.
“ Kenalin, Aku Leo baru sebulan
pindah ke daerah ini, setiap hari aku ngeliat kamu selalu berdiri disini, kamu
juga suka danau ini ya?” aku masih bengong tidak tau harus bilang apa.
“ Kok bengong sih? Nama kamu
siapa?” Aku pun tersadar dari lamunanku, karena takutnya dia anak nakal, aku
lalu berlari menjauh darinya. Masih terdengar sayup-sayup di memanggilku tapii
tidak kuindahkan sampai akhirnya akupun sampai dirumah.
Keesokan harinya, aku pulang
sekolah seperti biasa. Saat aku sudah sampai didanau aku tidak menemukan
keberadaan anak itu lagi. Tapi.....
“ hai”
“ huaaaaaaaa” tiba tiba saja dia
muncul dari atas pohon dan mengagetkanku aku yang terkejut refleks berteriak
dan tercebur kedalam danau saking kagetnya. Aduh gawat, aku tidak bisa
berenang. Aku berusaha meinta tolong , air sudah memenuhi mulutku, tapi
ternyata anak itu datang menyelamatkanku.
Setelah nafasku mereda aku
berterima kasih padanya.
“Makasi ya”
“ Maaf udah bikin kamu kaget,
sampe kecebur begitu” aku hanya tersenyum . Sekarang aku tau kalau dia ternyata
anak yang sangat baik dan ramah. Akupun mengukurkan tanganku padannya.
“ Deisa, aku deisa”
“ Leo” dengan senyumnya di menyambut
uluran tanganku.
Sejak saat itu, akhirnya aku dan Leopun menjadi seorang
sahabat. Kami sering berbagi cerita tentang pengalaman kami, dan ternyata Leo
itu adalah blasteran, ayahnya dari amerika dan ibunya dari indonesia, sudah 3
tahun dia menetap di sana,karena ayahnya sempat ada urusan, dan sekarang
kembali lagi ke Indonesia.
Entah bagaimana kami
bisa akrab, hanya saja, kami memiliki banyak kesamaan.Aku dah Leo berada di sekolah
yang berbeda.Hari-hariku sejak bertemuu dengan Leo menjadi lebih menyenangkan.Dia
dan aku selalu bermain didanau,dan....aku beruntung memiliki sahabat seperti
dia.
Aku pernah bilang
pada Leo kalau aku ingin punya sebuah rumah pohon, Leo entah kenapa
menaggapinya dengan serius, bahkan berjanji padaku.
“Kalau begitu, aku janji sama
kamu bakalan ngebangun sebuah rumah pohon buat kamu dan buat aku juga, janji
deh” Aku sangat senang mendengarnya, kamipun berjanji dengan melingkarkan jari
kelingking kami bersama, arti sebuah janji, pinky swear.
Namun,
suatu hari aku berjanji dengan Leo akan bertemu di danau seperti bisa. Tetepi,
aku menunggunya dan dia tak kunjung datang, aku menuggunya sampai malam.Aku
tidak tau pergi kemana dia, tidak seperti biasanya seperti itu,padahal aku
sudah membuatkan puding apell kesukaannya.
Waktu itu aku
benar-benar kecewa, tak terasa arimata mengalir dari pelupuk mtakau,ini pertama
kalinya Leo berbohong padaku dan mengingkari janjinya. Dan sejak saat itu aku
tidaak pernah bertemu dengan Leo lagi.
2 tahun kemudian.........
Aku masih sering kedanau itu, danau dimana aku menemukan
seorang sahabat dan kehilangan dia selama ini. Saat ini aku sudah duduk di
kelas 2 SMA,ini hari minggu jadi aku memutuskan pergi ke danau untuk bermain,
sudah beberapa hari ini aku tidak pergi kesana.
Setelah beberapa meter dari danau, ada sesuatu yang berbeda
dari pohon yang ada ditepi danau itu, mataku melebar bibirku mengangan hatiku
rasanya, tidak karuan,tapi yang jelas senang. Pohon itu, telah menjadi sebuah
rumah pohon yang lumayan menampung tiga orang lengkap dengan tangganya.
Akupun berlari menghampirinya, dan kemuadian dari balik
pohon terlihat seseorang yang sangat aku kenal. Leo, dia disini. Kini jarak
kami hanya 3 meter satu sama lain. Dia tersenyum melihatku, senyum yang sangat
aku rindukan.
“ Hai Sa, apa kabar? Kamu nggak banyak berubah ya?!” ku
palingkan wajah kudarinya, rasa kecewa itu masih ada dihatiku.
“ Maaf, waktu itu aku nggak bilang kalau aku mau pergi,
sejujurnya aja aku ini nggak seperti yang kamu banyangkan, walaupun
kesehariannya aku tegar tapi badanku ini lemah Sa. Dari lahir aku sudah di
kasih beban ini sama Tuhan.” Leo menarik nafas.
“ Hari itu penyakitku kambuh, rumah sakit disini nggak bisa
nanganin aku jadi aku dibawa ke Amerika dimana papaku berasal. Aku hampir mati
waktu itu, tapi karena aku punya janji pada seorang sahabatku, aku nggak bisa
pergi bergitu aja apalagi aku sayang sama dia dan aku ngak mau buat dia sedih
Cuma buat seorang anak penyakitan kayak aku”
“Aku nggak bisa pulang langsung karena papaku, pingin aku
ngelanjutin sekolah aku disana, jadi aku baru bisa pulang sekarang, hari ini
hari ulang tahun kamu kan?!, jadi rumah pohon ini hadiahku buat kamu, Deisa”
Air mataku menetes membanjiri seluruh wajahku, rasa sedih,
senang, dan bersalah beraduk jadi satu dalam hatiku. Aku tidak menyangka ada
aku mendapatkan seorang sahabat yang sangat berharga seperti Leo. Aku berlari
kepadanya dan memeluknya, hangat.
Aku menangis sesegukan di pelukan Leo.
“ Makasi, makasi buat semua ini Leo, makasi. Asalal kamu
tau aku nggak peduli kamu sakit apa,asalkan kamu kembali lagi kesini aku sudah
seneng, kamu sahabat terbaik aku, makasi udah nepatin janji kamu sama aku. Aku
sayang kamu Leo”
“ Aku persembahkan buat kamu, rumah pohon untukmu dan aku”
Ku eratkan pelukanku padanya. Tuhan terimakasi telah
memberikan hal yang paling berharga dalam hidupku, hal yang tidak akan pernah
aku lepaskan. Terimakasih telah memberiku sahabat seperti Leo.
PENULIS: RESSA RIZMA
0 komentar:
Posting Komentar