Sabtu, 17 Oktober 2015

Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra Kesenian



Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tanda tanda (a, i, u) seperti lazimnya tulisan Arab. Di samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran.
Sedangkan dalam seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra yang berasal dari perpaduan sastra pengaruh Hindu – Budha dan sastra Islam yang banyak mendapat pengaruh Persia. Dengan demikian wujud akulturasi dalam seni sastra tersebut terlihat dari tulisan/ aksara yang dipergunakan yaitu menggunakan huruf Arab Melayu (Arab Gundul) dan isi ceritanya juga ada yang mengambil hasil sastra yang berkembang pada jaman Hindu.

Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau tulisan. Abjad atau huruf-huruf Arab sebagai abjad yang digunakan untuk menulis bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia. Bahkan huruf Arab digunakan di bidang seni ukir. Berkaitan dengan itu berkembang seni kaligrafi .Di samping pengaruh sastra Islam dan Persia, perkembangan sastra di zaman madya tidak terlepas dari pengaruh unsur sastra sebelumnya. Dengan demikian terjadilah akulturasi antara sastra Islam dengan sastra yang berkembang di zaman pra-Islam. Seni sastra di zaman Islam terutama berkembang di Melayu dan Jawa. Dilihat dari corak dan isinya, ada beberapa jenis seni sastra seperti berikut.
1.        Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng. Dalam hikayat banyak ditulis berbagai peristiwa yang menarik, keajaiban, atau hal-hal yang tidak masuk akal. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa). Hikayat-hikayat yang terkenal, misalnya Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Khaidir, Hikayat si Miskin, Hikayat 1001 Malam, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat Amir Hamzah.
2.        Babad mirip dengan hikayat.
Penulisan babad seperti tulisan sejarah, tetapi isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Jadi, isinya campuran antara fakta sejarah, mitos, dan kepercayaan. Di tanah Melayu terkenal dengan sebutan tambo atau salasilah. Contoh babad adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta.
3.        Syair berasal dari perkataan Arab untuk menamakan karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas empat baris setiap baitnya. Contoh syair sangat tua adalah syair yang tertulis pada batu nisan makam putri Pasai di Minye Tujoh.
4.        Suluk merupakan karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan soal-soal tasawufnya. Contoh suluk yaitu Suluk
5.        Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan suluk karena berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik atau buruk
6.        Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun.

PHONE CONVERSATION



Zam       : Mania  Movie Theater.Good aftenoon.
Indri       : Can I book two tickets to watch a movie on Sunday please?
Zam       : May  I know what movie you like to book the ticket?
Indri       : Rhoma Irama The Movie, by tittke Rhoma Irama become a President.
Zam       : Sorry maam, the ticket for that movie was sold out
Indri       : What? I can’t believe it,mmm then I think I will canceled my booking
Zam       : Ok thats fine, thank you for calling
Indri       : You are welcome
Indri       : Hello, this is Cien can I speak with Mubarok?
Zen        : Its me Mubarok, whats going on Cien?
Indri       : I have called Mania Movie Theater  to book a ticket for watch Rhoma Irama The Movie, but the tickets was sold out
Zen        : OMG....I have suggest that movie is so popular.
Indri       : Then what will we do now?
Zen        : Wait there are still a Movie Theater near my hous, I’ll try to book the ticket there!
Indri       : OK
Echa       : Astaga Movie Theater, Good afternoon. What can I help you?
Zen        : I would like to book a tickets to watch Rhoma Irama the movie on Sunday, please?!
Echa       : wait a moment let me check the schedule......Sorry, on the scedule Rhoma Irama Movie will b..on thusday.
Zen        : How about the other movie?
Echa       : There are Triomacan vs Suzana the Movie and Raisa Love Udin movie on Sunday.
Zen        : Okay, I book a ticket for Triomacan vs Suzana Movie
Echa       : How many ticktet?
Zen        : Two please
Echa       : May I know your name?
Zen        : Mubarok
Echa       : Pardon? Could you repeat it once again?
Zen        : Mubarok!
Echa       :...Mmmm sorry but, spell your name please!?
Zen        : M-U-B-A-R-O-K
Echa       : Mr. Mubarok thank you to booking a movie ticket at our Movie Theater.
Zan         : Yes, you are welcome.

REVOLUSI PRANCIS



 Secara umum Revolusi Perancis yang terjadi pada tanggal 14 Juli 1789 berbeda dengan Revolusi Amerika yang terjadi sekitar tahun 1776 di Amerika. Revolusi Amerika sasarannya kepada bangsa penjajah, yaitu perlawanan rakyat Amerika terhadap penguasa Inggris. Sedangkan Revolusi Prancis merupakan perubahan pada bidang pemerintahan.

1. Pengertian Revolusi Perancis
Revolusi Perancis adalah proses perubahan yang terjadi di bidang pemerintahan atau ketatanegaraan dan Kemasyarakatan yang terjadi di Perancis.

Di bidang Pemerintahan, terjadi perubahan kekuasaan dari seorang Raja yang bersifat absolut menjadi pemerintah Demokrasi yang Undang-undang Dasar serta memiliki Dewan Perwakilan Rakyat. Di bidang kemasyarakatan, masyarakat yang terdiri atas golongan yang tidak memiliki hak sama sekali berubah menjadi suatu masyarakat yang memiliki hak yang sama.

Pada waktu terjadi Revolusi Perancis, pemerintah di Perancis di bawah kekuasaan Raja bernama Louis IV.

2. Sebab-sebab terjadinya Revolusi Perancis

Revolusi Perancis tidak terjadi dengan tiba-tiba, tetapi dilatarbelakangi oleh adanya peristiwa-peristiwa baik yang terjadi di dalam negeri Perancis sendiri maupun di luar negeri seperti Revolusi yang tejadi di Amerika.

adapun sebab-sebab terjadinya Revolusi Perancis antara lain :
a. Adanya pemborosan dalam penggunaan keuangan negara yang dilakukan oleh Raja dan bangsawan untuk kepentingan dan kesenangan pribadi.
b. Adanya pengaruh dari luar, yaitu keberhasilan revolusi rakyat Amerika untuk menentang ketidak adilan dan penindasan oleh penjajah Inggris
c. Usaha Lafayette dalam mengobarkan semangat serta cita-cita perang kemerdekaan Amerika guna mendapatkan kemerdekaan, kebangsaan dan persamaan.

3. Penyerbuan Rakyat ke Penjara Bastile

Pada tanggal 14 Juli 1989 di Perancis terjadi suatu peristiwa besar dimana Rakyat Perancis menyerbu penjara Bastile. Mereka berhasil menguasai tempat tersebut, dan membebaskan para tahanan serta merampas senjata-senjata yang disimpan di dalam penjara Bastile. Penjara Bstile merupakan lambang kekuasaan Raja Perancis pada saat itu, namun sangat dibenci oleh Rakyat, tempat ini dijadikan sebagai tempat tahanan para pemimpin Rakyat yang dianggap menentang kekuasaan Raja. Selain sebagai tempat tahanan penjara Bastile berfungsi sebagai benteng yang didalamnya dijadikan pula tempat menyimpan persenjataan Raja.

Revolusi Rakyat Perancis yang ditandai dengan peristiwa penyerbuan ke penjara Bastile nampaknya makin  meluas. Rakyat yang marah membakar istana para bangsawan yang dianggap setia kepada Raja.

Penyerbuan ke penjara Bastile sebagai pelampiasan kemarahan Rakyat disebabkan antara lain:
  • Rakyat sudah sangat tertekan dan menderita karena tindakan sewenang-wenang dari Raja
  • Tersiar berita-berita yang didengar Rakyat bahwa Raja sedang menghimpun kekuatan tentaranya untuk menumpas revolusi atau gerakan Rakyat.
  • Rakyat merasa perlu untuk melindungi diri dari kemungkinan tindakan Raja, Rakyat snagat membutuhkan senjata, sedangkan senjata tersimpan di penjara Bastile.

4. Semboyan Revolusi Perancis

Revolusi sebuah  negara biasanya memiliki semboyan. Dalam Revolusi Perancis dikenal semboyan yang berbunyi "Liberte, Egalite, Fraternite" yang berarti "Kebebasan, Persamaan, Persaudaraan".

Kebebasan, merupakan suatu asas yang menjadi ciri kehidupan masyarakat kota yang menghendaki adanya kebebasan dan kemerdekaan. kebebasan ini merupakan pula cita-cita kaum bangsawan kota, kaum pengusaha, dan pedagang.

Persamaan, adanya suatu asas yang tidak membeda-bedakan warga negara dalam hukum dan pemerintah. Rakyat menghendaki sistem demokrasi, dimana setiap warga negara memiliki kedudukan hukum yang sama dalam Pemerintah.

Oleh karena itu asas ini dituangkan di dalam piagam pernyataan tentang hak-hak manusia dan warga yang disusun pada tanggal 27 Agustus 1789, antara lain disebutkan :
  • Manusia dilahirkan bebas dan memiliki hak-hak yang sama
  • Hak yang dimiliki oleh warga negara adalah hak kemerdekaan, hak milik, hak perlindungan diri, dan hak untuk menentang penindasan.
  • Kedaulatan sepenuhnya berada ditangan Rakyat.

Persaudaraan adalah suatua azas yang mendasari persatuan kebebasan atau nasionalime. Asas persaudaraan sesama manusia selanjutnya berkembang menjadi asas Internasionalisme yang menjunjung tinggi asas persamaan dan kemerdekaan.

Semboyang Revolusi Perancis tentang Persamaan yang diwujudkan dalam Piagam pernyataan hak-hak kemanusiaan menjadi sesuatu yang penting. Karenanya pada tanggal 10 Desember 1948 oleh PBB hak-hak manusia tersebut ditetapkan sebagai "Universal Declaration of Human Right".

Menganalisis Kebijakan Sistem Sewa Tanah (Land Rent System) pada masa Raffles



Pelaksanaan system sewa tanah
Sewa tanah diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan Inggris (1811-1816) oleh Gubernur Jenderal Stamford Raffles, yang banyak menghinpun gagasan sewa tanah dari sistem pendapatan dari tanah India-Inggris. Sewa tanah didasarkan pada pemikiran pokok mengenai hak penguasa sebagai pemilik semua tanah yang ada.
Thomas Stamford Raffles menyebut Sistem Sewa tanah dengan istilah landrente. Peter Boomgard (2004:57) menyatakan bahwa: Kita perlu membedakan antara land rente sebagai suatu pajak bumi atau lebih tepat pajak hasil tanah, yang diperkenalkan tahun 1813 dan masih terus dipungut pada akhir periode colonial, dan land rente sebagai suatu sistem (Belanda: LandrenteStelsel), yang berlaku antara tahun 1813 sampai 1830.
Tanah disewakan kepada kepala-kepala desa di seluruhJawa yang pada gilirannya bertanggung jawab membagi tanah dan memungut sewa tanah tersebut. Sistem sewa tanah ini pada mulanya dapat dibayar dengan uanga tau barang, tetapi selanjutnya pembayarannya menggunakan uang. GubernurJenderal Stamford Raffles ingin menciptakan suatu sistem ekonomi di Jawa yang bebas dari segala unsur paksaan, dan dalam rangka kerjasama dengan raja-raja dan para bupati.

Kepada para petani, Gubernur Jenderal Stamford Raffles ingin memberikan kepastian hukum dan kebebasan berusaha melalui sistem sewa tanah tersebut. Kebijakan Gubernur Jenderal Stamford Raffles ini, pada dasarnya dipengaruhi oleh semboyan revolusi Perancis dengan semboyannya mengenai “Libertie (kebebasan), Egaliie (persamaan), danFranternitie (persaudaraan)”. Hal tersebut membuat sistem liberal diterapkan dalam sewa tanah, di mana unsur-unsur kerjasamadengan raja-raja dan para bupati mulai diminimalisir keberadaannya.

Sehingga hal tersebut berpengaruh pada perangkat pelaksana dalam sewa tanah, di mana GubernurJenderal Stamford Raffles banyak memanfaatkan colonial (Inggris) sebagai perangkat (struktur pelaksana) sewatanah, dari pemungutan sampai pada pengadministrasian sewa tanah. Meskipun keberadaan dari para bupati sebagai pemungut pajak telah dihapuskan, namun sebagai penggantinya mereka dijadikan bagian integral (struktur) dari pemerintahan colonial, dengan melaksanakan proyek-proyek pekerjaan umum untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Tiga aspek pelaksanaan sistem sewa tanah:
  1. Penyelenggaraan sistem pemerintahan atas dasar              modern
    Pergantian dari sistem pemerintahan yang tidak langsung yaitu pemerintahan yang dilaksanakan oleh para raja-raja dan kepaladesa. Penggantian pemerintahan tersebut berarti bahwa kekuasaan tradisional raja-raja dan kepala tradisional sangatdikurangi dan sumber-sumber penghasilan tradisional mereka dikurangi ataupun ditiadakan. Kemudian fungsi para pemimpin tradisional tersebut digantikan oleh para pegawai-pegawai Eropa.
  2. Pelaksanaan pemungutan sewa
    Pelaksanaan pemungutan sewa selama pada masa VOC adalah pajak kolektif, dalam artian pajak tersebut dipungut bukan dasar perhitungan perorangan tapi seluruh desa. Pada masa sewa tanah hal ini digantikan menjadi pajak adalah kewajiban tiap-tiap orang bukan seluruhdesa.
  3. Pananaman tanaman dagangan untuk dieksport
    Pada masa sewa tanah ini terjadi penurunan dari sisi ekspor, misalnya tanaman kopi yang merupakan komoditas ekspor pada awal abad ke-19 pada masa sistem sewa tanah mengalami kegagalan, hal ini karena kurangnya pengalaman para petani dalam menjual tanaman-tanaman mereka di pasarbebas, karena para petani dibebaskan menjual sendiri tanaman yang mereka tanam.

Dalam pelaksanaan Sistem Sewa Tanah yang dijalankan oleh Raffles, ia memegang pada azas-azas sebagai berikut:
1.      Segala bentuk dan jenis penyerahan wajib maupun pekerjaan rodi perlu dihapuskan dan rakyat tidak dipaksa untuk menanam satu jenis tanaman, melainkan mereka diberi kebebasan untuk menentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam.
2.      Pengawasan tertinggi dan langsung dilakukan oleh pemerintah atas tanah-tanahdengan menarik pendapatan atas tanah-tanah dengan menarik pendapatan dan sewanya tanpa perantara bupati-bupati, yang dikerjakan selanjutnya bagi mereka adalah terbatas pada pekerjaan-pekerjaan umum
3.      Menyewakantanah-tanah yang diawasipemerintahsecaralangsungdalampersil-persilbesarataukecil, menurutkeadaansetempat, berdasarkankontrak-kontrakuntukwaktu yang terbatas.

Untuk menentukan besarnya pajak, tanah dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

Kelas 1 yaitu kelas yang subur, dikenakan pajak dari setengah hasil bruto
Kelas II yaitu kelas tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga dari hasil bruto
Kelas III yaitu kelas tanah tandus, dikenakan pajak dua per lima dari hasil bruto.
Tujuan dilaksanakannya stelsel tanah

Pelaksanaan sistem sewa tanah yang diperkenalkan oleh GubernurJenderal Stamford Raffles pada dasarnya mengandung tujuan sebagai berikut:
a.          Para petani dapat menanam dan menjual hasil panennya secara bebas untuk memotovasi mereka agar bekerja lebih giat sehingg akesejahteraannya mejadi lebih baik;
b.         Daya beli masyarakat semakin meningkat sehingga dapat membeli baranng-barang industri Inggris;
c.          Pemerintah kolonial mempunyai pemasukan negara secara tetap;
d.         Memberikan kepastian hukum atas tanah yang dimiliki petani;
e.          Secara bertahap untuk mengubah sistem ekonomi barang menjadi ekonomi uang.

Perubahan-perubahan yang terjadi dengan dilaksanakannya sistem sewa tanah, dapat dikatakan revolusioner karena mengandung perubahan azasi, yaitu unsur paksaan yang sebelumnya dialami olehr akyat, digantikan dengan unsur sukarela antara pemerintah dan rakyat. Jadi, perubahan ini bukan hanya semata-mata perubahan secara ekonomi, tetapi juga perubahan sosial-budaya yang mengantikan ikatan-ikatan adat yang tradisional dengan ikatan kontrak yang belum pernah dikenal.Yaitu, digantikannya sistem tradisional yang berdasarkan atas hukum feodal, menjadi sistem ekonomi yang didasarkan atas kebebasan. Secara singkat perubahan tersebut, antara lain:
§  Unsur paksaan digantikan dengan unsur bebas dan sukarela;
§  Ikatan yang didasarkan pada ikatan tradisional, diubah menjadi hubungan yang berdasarkan perjanjian;
§  Ikatan adat-istiadat yang telah turun-temurun menjadi semakin longgar, akibat pengaruh barat.

Dampak adanya stelsel tanah atausewatanah

Adanyastelseltanahatausewatanah yang dibuatoleh Raffles  tersebutmemilikidampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain:
1.            Memperkenalkan sewa tanah dengan titik berat pada pajak dan ekonomi uang atau moneter.
2.            Menunjukkan pemerintahan yang sentralistis.
3.            Menunjukkan gaya yang memadukan otoriter versus demokrasi.
4.            Dihapuskannya kerja rodi dan upeti.
5.            Kopi merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terjamin.

Disamping dampak positif  dampak negatifnya sebagaiberikut:
2.      Menumbuh kembangkan kebencian rakyat pemilik tanah.
3.      Timbulnya kerugian yang cukup besar bagi pribumi.
4.      Menumpahnya kekecewaan para Sultan, Bupati, dan bangsawan akibat pengambilan pajak secara langsung pada distrik-distrik dan desa-desa serta kepala-kepala rakyat.
5.      Petani tidak boleh menjual, membeli maupun menggadaikan tanah.