Ulasan/Review
Film/Drama “99 Cahaya Di Langit Eropa”
1.
Struktur
A. Pendahuluan
Film
99 Cahaya di Langit Eropa adalah film drama religi tahun 2013 dari Indonesia.
Film ini terbagi menjadi 2 bagian. Film ini di adaptasi dari sebuah novel yang
ceritanya di angkat dari pengalaman penulis novel ini yaitu Hanum Salsabiela
Rais dan Rangga Almahendra. Film ini mengisahkan pengalaman seorang jurnalis asal
Indonesia yang sedang menemani suaminya menjalani kuliah doktorat di Vienna, Austria.
Mengisahkan bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat
hingga akhirnya menuntun mereka kepada jejak-jejak agama Islam di benua Eropa
yang dibawa oleh bangsa Turki di era Merzifonlu Kara Mustafa Pasha dari Kesultanan Utsmaniyah.
Selain
itu film ini juga menceritakan tentang berbagai konflik yang terjadi dalam
kehidupan karakter-karakternya. Berselisih paham mengenai agama, dan
sebagainya.
B. Evaluasi
Pada bagian pertama menceritakan
bagaimana berada di negara orang lain selama 3 tahun adalah suatu perjalanan
jauh yang menarik untuk belajar, menambah pengalaman, berpetualang, dan mencari
tahu hal-hal baru. Eropa menyimpan begitu banyak rahasia dan misteri tentang
Islam. Namun, kini hubungan antara keduanya semakin merenggang sehubungan
dengan adanya pihak-pihak yang memperkeruh keadaan. Maka, seolah-olah di masa
sekarang, Eropa tak menyimpan peradaban Islam dan dikuasai oleh masyarakat
non-Islam. Akan tetapi, yang sebenarnya Eropa adalah satu dari segelintir
negara yang pertama kali dikuasai Islam sehingga banyak sekali benda-benda,
bangunan, dan peninggalan Islam di Eropa.
Novel ini juga menceritakan seorang
imigran Turki yang tinggal di Wina, Austria yang merupakan keturunan dari Kara
Islami Pasha, pejuang Islam yang gagal mempertahankan Islam namun kerja keras
beliau sangatlah besar. Hanum dan Fatma lalu mengatur rencana untuk melihat
jejak-jejak Islam dari barat hingga ke timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol
hingga ke Istanbul Turki. Hingga pada akhirnya, perjalanan ini justru
mengantarkannya ke Kota Paris, pusat ibukota peradaban di Eropa.
Di Paris inilah, Hanum bertemu
dengan Marion Latimer yang merupakan seorang mualaf. Ia bekerja sebagai ilmuwan
di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan bahwa Eropa adalah tempat
yang memiliki bukti banyak tentang kebesaran Islam. Penjelasan dari Marion ini
membuat Hanum semakin yakin bahwa Islam adalah agama yang besar dan sempurna.
Di kerudung Bunda Maria terdapat bukti kebesaran Allah yaitu bertuliskan lafal “Lailahailallah”.
Pada bagian kedua, terdapat beberapa
konflik yang terjadi seperti masalah keluarga yang menerpa rumah tangga Hanum
dan Rangga dimana ada kecemburuan karena Maarja selalu berusaha untuk
mendekati Rangga dan menarik simpatiknya. Di sisi lain konflik semakin kompleks
antara Stephan dan Khan karena perbedaan pendapat perihal sebuah keyakinan
bahkan tak jarang dipicu oleh hal-hal kecil.
Di bagian kedua ini juga, latar
belakang kehidupan para pemain lebih ditekankan sebagaimana kisah pilu Khan
atas tujuannya menimba ilmu di benua biru hingga kisah menyedihkan di kala sang
ayah harus tutup usia karena konflik peperangan di negaranya, Pakistan.
Pada bagian ini pun menitik beratkan
pada sebuah perjalanan menapaki sejarah islam yang kali ini di awali dari
Spanyol. Bangunan megah nan Indah bernama Cordoba yang menjadi saksi dimana
peradaban islam pernah berjaya di masa lampau. Cordoba pernah difungsikan
menjadi masjid namun kemudian beralih fungsi menjadi gereja, namun begitu masih
jelas terlihat sisa-sisa peradaban islam di dalamnya.
Perjalanan kedua adalah menjajaki
Turki, perjalanan Hanum dan Rangga di lakukan tatkala mereka mendapat kabar
keberadaan Fatma. Ia meminta Hanum dan Rangga untuk singgah ke Turki sebelum
bertolak ke Tanah air karena masa pendidikan Rangga yang telah selesai. Hanum
dengan sangat antusias mereka pun berhasil menjumpai Fatma meski kabar duka pun
harus di terimanya. Gadis kecil yang telah menyentuh hati Hanum telah pergi untuk
selamanya karena kanker yang di deritanya.
C. Interpretasi
Hanum
dan Rangga sebagai penulis novel ini, menjadikan pengalaman mereka untuk
membuat novel ini agar seluruh pembaca novel ini dapat mengerti kebesaran allah
dan keagungan serta kemuliaan Islam. Dalam cerita ini, benar-benar membuat kita
terpesona akan indahnya islam, dimana penulis novel ini sendirilah yang
merasakan hidup di negara Eropa yang minoritas agamanya adalah Islam.
Perjalanan mereka juga merupakan suatu pengalaman yang memperkaya nilai
spiritual untuk lebih memaknai Islam.
Ada
banyak kisah perjalanan menarik yang juga dapat menambah pengetahuan kita
tentang peninggalan-peninggalan islam di Eropa, dan itu sangat menarik.
Pada
saat Hanum dan Fatma mengunjungi Museum Kota Wina, disana terdapat banyak
sekali peninggalan Islam di Eropa, salah satunya adalah lukisan Kara Mustafa
Pasha, seorang panglima perang Turki yang gagal mempertahankan Islam namun kerja keras beliau
sangatlah besar.
Ketika
Hanum dan Rangga mengunjungi paris, mereka bertemu dengan seorang mualaf,
Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris.
Marion menunjukkan kepadaku bahwa Eropa juga adalah pantulan cahaya kebesaran
Islam. Salah satunya Museum Louvre, dimana terdapat lafal “Lailahailallah” pada kerudung lukisan bunda Maria. Di Pantheon,
Gereja Notre Dame hingga Les Invalides yang menyimpan banyak sejarah Islam
semakin membuat kami yakin dengan agama Islam.
Hal yang menarik menurut kami juga
ketika Hanum dan Rangga mengunjungi Cordoba. Disana terdapat sebuah bangunan
Mezquita atau Masjid Córdoba, sebuah gereja katedral di Spanyol yang dahulu
merupakan sebuah masjid. Masjid itu pertama kali dibangun oleh Khalifah Muslim
Abdurahman I pada tahun 787. Córdoba adalah ibukota Spanyol di bawah pemerintahan
dinasti Umayyah. Pada saat pemerintahan Umayyah.
Dan perjalanan terakhir yang tidak
kalah menariknya adalah saat mereka menuju Turki, mereka bertemu dengan fatma
di Hagia Sophia. Haga Shopia di bangun pada abad 8 lalu yang berfungsi sebagai
Katedral, namun setelah sultan ahmad kedua berkuasa di Turki, bangunan ini
kemudian di alih fungsikan menjadi masjid, dan kini telah djadikan sebuah
museum oleh pemerintah Turki
Selain perjalanan-perjalanan
menjajali sejarah islam di Eropa, pada film ini juga ada terjadi beberapa
konflik yang memang sangat menguras perasaan, salah satunya adalah dimana
konflik rumah tangga terjadi antara Rangga dan Hanum, ketika Maria yang selalu
medekati rangga hingga Hanum benar-benar cemburu, namun dengan saling percaya
satu sama lain, Hanum dan Rangga dapat mengembalikan keharmonisan rumah
tangganya bersama Hanum.
Konflik lain yang menarik juga
terjadi antara Khan dan Steffan, dimana dua orang teman ini yang selalu
berdebat perihal perbedaan keyakinan yang sangat mendasa antara mereka, hingga
suatu ketika musibah menimpa keduanya, dan disitulah mulai terjalin hubungan
persahabatan antara mereka, meski berbeda keyakinan namun pada akhirnya mampu
saling untuk saling mengerti dan memahami satu sama lain.
D. Ringkasan
1.
Pendahuluan
Film ini mengisahkan pengalaman seorang jurnalis asal
Indonesia yang sedang menemani
suaminya menjalani kuliah doktorat di Vienna, Austria.
2. Evaluasi
Pada bagian pertama menceritakan bagaimana berada di negara
orang lain selama 3 tahun adalah suatu perjalanan jauh yang menarik untuk
belajar, menambah pengalaman, berpetualang, dan mencari tahu hal-hal baru.
Novel ini juga menceritakan seorang imigran Turki yang tinggal di Wina, Austria
yang merupakan keturunan dari Kara Islami Pasha, pejuang Islam yang gagal
mempertahankan Islam namun kerja keras beliau sangatlah besar.
Pada bagian kedua juga menitik beratkan pada sebuah
perjalanan menapaki sejarah islam yang kali ini di awali dari Spanyol. Bangunan
megah nan Indah bernama Cordoba yang menjadi saksi dimana peradaban islam
pernah berjaya di masa lampau. Cordoba pernah difungsikan menjadi masjid namun
kemudian beralih fungsi menjadi gereja, namun begitu masih jelas terlihat
sisa-sisa peradaban islam di dalamnya.
Perjalanan kedua adalah menjajaki Turki, perjalanan Hanum
dan Rangga di lakukan tatkala mereka mendapat kabar keberadaan Fatma.
3. Interpretasi
Hanum dan Rangga
sebagai penulis novel ini, menjadikan pengalaman mereka untuk membuat novel ini
agar seluruh pembaca novel ini dapat mengerti kebesaran allah dan keagungan
serta kemuliaan islam.
Beberapa perjalanan
mengunjungi berbagai tempat bersejarah islam di Eropa antara lain Museum Kota
Wina, terdapat lukisan Kara Mustafa Pasha, kemudian Museum Louvre yang berada
di Paris, Mezquita di Cordoba, dan Haga Shopia di Turki.
Selain itu
konflik-konflik yang terjadi dalam film ini juga sangat menarik, yaitu konflik
yang terjadi antara Rangga dan Hanum, ketika Hanum dilanda rasa cemburu saat
Maria selalu mendekati Rangga. Selain itu konflik juga terjadi antara Khan dan
Steffan yang selalu berselisih pendapat tentang keyakinan mereka, namun
akhirnya dapat menjalin hubungan persahabatan yang baik.
4. Kesimpulan
Film ini sangat memotivasi
dari segala sisi. Baik dari sisi keyakinan, pendidikan, kasih sayang, dan lain sebagainya. Film ini
sangat layak ditonton oleh semua kalangan. Disamping itu, untuk umat muslim
kita dapat mengetahui berbagai macam sejarah islam di benua Eropa dan hidup
bertoleransi antar umat beragama.
2. Ciri
Kebahasaan
A. Menggunakan
Kata Sifat (Adjektif)
Kata sifat sendiri
merupakan kata yang menerangkan kuantitas, kualitas, kecukupan, urutan, atau
penekanan suatu kata. Kata sifat sering digunakan untuk menilai kualitas suatu
film. Adapun, pada review atau ulasan film 99 cahaya di Langit Eropa di atas terdapat
beberapa pengguanaan kata sifat, diantaranya:
a. Film inisangat memotivasidarisegalasisi
b.
Film
ini sangat layak ditonton oleh semua kalangan
Adapun kata sangat dalam frasa film ini sangat memotivasi
dari segala sisi dan film ini sangat layak ditonton oleh semua kalangan
diunakan untuk menginformasikan kualitas film kepada penonton.
B. Menggunakan
Kalusa Simpleks dan Kompleks
Klausa adalah
gabungan kata yang terdiri atas subjek dan predikat. Klausa simpleks merupakan
klausa yang terdiri dari satu subjek dan satu perdikat, sedangkanklausa
kompleks merupakan klausa yang memilliki lebih dari satu subek dan predikat.
Ulasan atau review menggunakan berbagai klausa untuk memberikan informasi
kepada pembaca.
Adapun, pada review
atau ulasan film 99 cahaya di Langit Eropa di atas terdapat beberapa penggunaan
klausa simpleks dan kompleks, diantaranyaa:
a.
Klausa Simpleks
1)
Film
ini diadaptasi dari sebuah novel yang ceritanya di angkat dari pengalaman
penulis novel ini yaitu Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.
2)
Film
ini mengisahkan pengalaman seorang jurnalis asal Indonesia yang sedang menemani
suaminya menjalani kuliah doktorat di Vienna, Austria.
Contoh di atas terdiri atas
satu klausa. Pada contoh pertama kata film berfungsi sabagai subjek dan
diadaptasi berfungsi sebagai predikat. Sedangkan pada contoh kedua film
berfungsi sebagai subjek dan mengisahkan berfungsi sebagai predikat.
b.
Klausa Kompleks
1.
Eropa
menyimpan begitu banyak rahasia dan misteri tentang Islam.
2.
Marion
Latimer merupakan seorang mualaf, ia
bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris.
Contoh di atas terdiri atas dua
klausa. Pada contoh pertama, klausa pertama adalah Eropa menyimpan begitu banyak rahasia tentang islam. Eropa
berfungsi sebagi subjek, menyimpan begitu banyak rahasia berfungsi seagai
predikat. Kalusa kedua adalah misteri tentang Islam . Klausa tersebut mengalami
pelepasan subjek. Bentuk lengkap klausa tersebut yakni Eropa menyimpan begitu banyak misteri tentang Islam. Eropa
berfungsi sebagi subjek, menyimpan begitu banyak misteri berfungsi sebagi
predikat.
Pada contoh kedua, klausa
pertama Marion Latimer merupakan seorang mualaf. Klausa kedua ia bekerja sebagai ilmuwan di Arab
World Institute Paris. Klausa kedua mengalami substitusi. Kedua klausa itu
memiliki fungsi subjek sama, yaitu Marion Latimer. Namun, subjek pada klausa
kedua disubtitusikan menjadi kata ganti ia.
Adapun beberapa aspek penting
yang perlu diperhatikan dalam ulasan atau review.
·
Pelepasan, bertujuan untuk menghndari pengulangan. Dalam
review di atas terdapat pelepasan subjek pada kalimat Eropa menyimpan begitu banyak rahasia dan misteri tentang Islam.
·
Substitusi,
bertujuan untuk mengurangi pengulangan dalam klausa kompleks. Selain bertujuan
untuk menghindari pengulangn, substitusi juga memberi kesan variatif sehingga
bacaan tidak membosanka. Jika suatu bacaan tidak menerapkan strategi substitui,
bacaan tersebut akan sangat membosankan pembaca.
Dalam review
di atas terdapat substitusi yakni pada kalimat Marion Latimer merupakan seorang
mualaf, ia bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris.Klausa
kompleks tersebut terdiri atas dua klausa. Klausa pertama kalimat Marion
Latimer merupakan seorang mualaf.
Klausa kedua ia bekerja sebagai ilmuwan
di Arab World Institute Paris. Kedua klausa itu memiliki fungsi subjek
sama, yaitu Marion Latimer. Namun, subjek pada klausa kedua disubtitusikan
menjadi kata ganti ia.
·
Ambiguitas, berarti suatu kontruksi bermakana ganda .
Dalam review di atas tidak terdapat ambiguitas.
·
Redundasi,
yakni penggunaan unsur segmental secara berlebihan dalam suatu bentuk ujaran.
Pada review di atas tidak terdapat redundasi.
3.
Unsur
Instrinsik
a. Tema:
Tema dari film 99 Cahaya Di Eropa ini adalah perjalanan menapak jejak Islam di
Eropa, yang dilakukan oleh Hanum dan Rangga.
b. Latar
1. Latara
Tempat
·
Vienna, Austria
- Museum Karlsplatz
- Bukit Kara Mustafa
- KafeKarlsplatz
- professor Dernationalkonomie
Finanz Minister
- Museum Sudbahnhof
- Wen Universitat
Vienna
- Der Wiener Deewan
·
Paris
-
MuseumLuvre
-
Menara Ahdetriomphe
-
Menara Eifffel
-
Noutre Dame Chatdral
-
ArabWorld Instituet
·
Cordoba
-
Mezquita Cordoba
-
Patung Averoes
·
Turki
-
HagaSophia
-
KuburanAyse
-
Blue Mosque
2.Waktu : - Waktu: Pagi, siang, sore, danmalam
3.Suasana:
-
Menyenangkan terbukti ketika dimana
Hanum melakukan perjalanan mengelilingi Eropa untuk mengungkap sejarah Islam di
dalamnya di temani Fatma, saudari muslim yang ia temui di kota Wina, sampai
penjelajahannya bersama Marion di Kota Paris. Tak lupa pula perjalannya meyusuri
Cordoba dan Granada, Spayol bersama suaminya Rangga.
-
Menegangkan terlihat ketika sempat
terjadi percekcokan hebat antara Hanum dan Rangga yang diakibatkan oleh kesalah
pahaman Hanum yang melihat Marya memeluk Rangga di depan matanya. Moment
menegangkan lainnya adalah ketika Khan yang harus segera pulang karen ayahnya
menjadi korban pengeboman di Pakistan.
-
Menyedihkan, susana ini tergambarkan
ketika Ayse putri Fatma yang mengidap kanker darah meninggal.
c. Tokoh
1. Hanum
2. Rangga
3. Fatma
4. Ayse
5. Stevan
6. Khan
7. Maria
8. Mariom
9. Proffesor
Reinhart
10. Ayah
Khan
11. Ibu
Khan
d. Penokohan
/ watak :
e. Hanum:
Teguh pada pendirian, mandiri, istri yang baik, optimis
Contohnya: ketika Hanum bertekad untuk menyemangati
Ayse yang dibuli oleh temannya.
f. Rangga:
Pintar, sabar, setia, taatkepada agama, baikhati, ramah. Contohnya: ketika Ia tetap
setia kepada Hanum disaat Marya menyukainya.
g. Fatma:
Penuh perjuangan, sabar, baikhati, ramah, mudahbergaul, optimis dalam memperkenalkan
sejarah islam.
Contohnya:ketika Fatma memperkenalkan dan
membeitahukan Hanum tentang sejarah dan peradaban islam di Eropa.
h. Ayse:
Semangat, ceria, periang, baik hati, sabar.
Contohnya: ketika Ayse sedang dibuli oleh
temannya karena memakai hijab, Ia tetap mempunyai semangat yang besar untuk tetap
menggunakan hijab.
i.
Stevan: Penuh ingin tahu, suka meremehkan,
setia pada teman. Contohnya: ketika Rangga dan Khan melaksanakan ibadah, Ia selalu
bertanya dan terkadang meremehkan kepercayaan orang lain.
j.
Khan: Optimis, berbakti kepada orangtua,
baikhati, emosian, suami yang baik. Contohnya: ketika Ayah Khan memutuskan Khan
berjihad dengan ilmu, Ia menuruti kemauan ayahnya dan ketika Ia tidak menyukai kari
namun Ia setiap hari memakan kari yang dibuatkan oleh istrinya.
k. Maria:
Ramah, baik, lapang dada, pintar, semangat dalam segala hal, pantang menyerah.
Contohnya: ketika Ia merelakan Rangga
yang telah mempunyai istri dan menyikapinya dengan lapang dada serta tetap bersikap
ramah terhadap Rangga dan Hanum.
l.
Marion: Baik hati, muslim sejati, ramah,
bersahabat.
Contohnya: Ketika Ia mengajak Hanum berkeliling
kota Paris dan memperkenalkan sejarah perkembangan islam di Paris.
m. Proffesor
Reinhart: Tegas, teguh pada pendirian.
Contohnya:ketika Ia menetapkan bahwa jadwal
ujian pada hari jumat dan pada waktu sholat jumat meskipun Rangga dan Khan
telah meminta pergantian waktu.
n. Ayah
Khan: Optimis, rela berkorban, penyayang. Contohnya: ketika Ia dengan gigih melindungi
keluarganya serta Khan.
4. Alur
Campuran
Alur yang di gunakan dalam film 99
Cahaya Di Langit Eropa ini adalah alur campuran, dimana disini ada gabungan
antara alur maju yang menceritakan pengalaman Hanum dan Rangga menjelajahi
peradaban Islam di Eropa, dan alur mundur yang menceritakan beberapa cerita
sampingan seperti awal mula Ayse yang terjangkit kanker darah dan cerita masa
kecil Khan.
5. Sudut
Pandang
Sudut pandang pada film 99 Cahaya Di
Langit Eropa ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Karena pada film
tersebut, pengarang terlibat sebagai
salah satu tokoh cerita. Gaya penceritaan yang digunakan adalah gaya penceritaan
akuan sertaan, dimana pengarang menjadi tokoh sentral dalam cerita.
6. Amanat
1. Jadikanlah
sejarah sebagai pelajaran berharga bagi kita generasi muslim
2. Banggalah
menjadi seorang muslim dimanapun dan kapanpun. Jangan pernah goyah dengan perkataan
orang.
3. Hargailah keyakinan orang lain meskipun berbeda-beda.
4. Tunjukanlah
kepada dunia bahwa islam itu bukan teroris, sesungguhnya islama dalah agama
yang indah dan damai.
4.Unsur
Ekstrinsik
A.
Bahasa
Film
garapan sutradara Guntur Soeharjanto yang diadaptasi dari novel berjudul sama
yaitu 99 Cahaya di Langit Eropa ini menggunakan bahasa sehari-hari, dan juga
karena proses syuting berlangsung di luar negeri para pemain juga menggunakan
bahasa asing seperti Jerman, Prancis,
Spanyol, dan Inggis. Dalam film tersebut juga disertakan arti jika para pemain
menggunakan bahasa asing sehingga memudahkan penonton untuk mengerti.
B.
Latar
Belakang Kehidupan Pengarang
-
Novel berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa
ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Hanum Salsabiela Rais (lahir di Yogyakarta,
12 April1982;
umur 33 tahun) adalah mantan presenter berita dan ia merupakan putri dari Amien
Rais, Suaminya Rangga Almahendra saat
ini tercatat sebagai dosen di Johannes Kepler University dan Universitas Gadjah
Mada.
Novel ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama dengan tebal kurang lebih
412 halaman dengan cetakan pertama pada Juli 2011.
-
Novel ini kemudian di angkat menjadi
film dengan judul yang sama yang di produksi oleh Maxima Pictures. Film ini
digarap oleh sutradara Guntur Soeharjanto dan di produseri oleh Odie M hidayat.
Guntur Soeharjanto mengawali karir di dunia perfilman dengan menjadi asisten
Sutradara untuk film Biarkan Bintang Menari (2003). Debutnya sebagai Sutradara
lewat film Otomatis Romantis (2008). Selanjutnya ia menyutradarai Cinlok
(2008), Ngebut Kawin (2010), Kabayan Jadi Milyuner (2010), dan Purpel Love
(2011) yang dibintangi Nirina Zubir dan Band Ungu. Sedangkan Odie M
hidayat adalah salah satu pendiri
perusahaan film Maxima Pictures dan Ody Mulya juga
menjabat sebagai Sekjen PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia).
C.
Nilai-Nilai
yang terkandung dalam Karya sastra
-
Nilai
moral
Dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa
diperlihatkan
·
Rangga sebagai tokoh utama memiliki
karakter yang sabar, sopan dan rajin sehingga ia bisa mendapatkan beasiswa
untuk belajar diluar negeri dan ia dapat lulus dengan predikat cumlaude.
·
Dalam film tersebut diceritakan Hanum
memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap islam dan dengan dukungan dari
suaminya Rangga, ia akhirnya dapat menyusuri rahasia-rahasia kebesaran Islam di
Eropa.
·
Karakter Fatma dalam film ini
diceritakan sebagai seorang muslim yang sabar, berpendirian teguh, dan bijak
dalam bertindak. dalam film ini Fatma adalah orang yang menemani Hanum dalam
menyusuri rahasia-rahasia islam di Eropa.
·
Khan merupakan sahabat Rangga yang
berasal dari Pakistan, ia diceritakan sebagai tokoh yang taat beragama dan
teguh dalam pendiriannya. Ia juga termasuk siswa yang cerdas.
-
Nilai
sosial
Dalam film 99 Cahaya di
Langit Eropa diperlihatkan adanya sikap saling menghargai antar umat beragama
seperti ditunjukkan oleh rangga terhadap teman-temannya. Sikap sabar dan ikhlas
juga ingin diperlihatkan dalam film ini dimana pada saat Fatma tahu ada seseorang
yang menghina negara dan agamanya, ia lebih memilih untuk berbuat baik kepada
orang tersebut dengan membayar makan mereka dari pada ia harus marah menanggapi
pembicaraan tersebut. Film ini ingin mengajarkan jikalau perbuatan buruk itu
tidak mesti di balas dengan perbuatan buruk juga. Kebaikan adalah cara terbaik
untuk membalas perbuatan buruk. Arti kejujuran dan ikhlas juga diangkat dalam
filmini, dimana diceritakan ada sebuah tempat makan yang memperbolehkan
pengunjungnya untuk makan sesukanya dan membayar sesukanya.
-
Nilai
budaya
Dalam film ini
diceritakan para tokoh menemukan berbagai bukti kebudayaan islam di Eropa
seperti Bukit Kahlenberg yang menjadi saksi sejarah kekalahan orang Turki yang
mencoba berekspansi ke Eropa Barat, Sungai Danubeyang merupakan sungai terbesar
di Eropa, Museum Kota wina, Vienna Islamic Centre, Museum Louvre dimana
didalamnya terdapat lukisan Bunda Maria dan bayi Yusuf dimana di kerudung Bunda
Maria terdapat tulisanLaailaahaillallah.Selain itu, terdapat Jalankemenangan yang
dibuat Napoleon Bonaparte, tempatduagerbangkemenangan (arc du triomphe) yang
sangatmegah, dan jika dari tempat tersebut
ditarikgarislurusimajinermakaakanmenghadaparahkiblat. Selain itu ada
Mezquitayang merupakan katedral yang dahulunya adalah sebuah masjid, dan ada
Masjid biru yang digunakan sebagai tempat ibadah, sekolah dan untuk orang yang
membutuhkan, terdapat juga Hagasophia yaitu katedral yang diubah menjadi
masjid.
-
Nilai
religi
Dalam film ini diceritakan
·
Rangga dan Hanum sebagai tokoh utama merupakan
orang yang taat pada agama meskipun mereka menetap di negara dengan mayoritas
non-muslim.
·
Khan sebagai teman rangga juga orang
yang taat dalam beribadah, menurutnya urusan ibadah adalah nomer satu.
·
Stefan sebagai teman kuliah rangga
adalah orang yang tidak beragama, dan ia sering sekali terlibat perselisihan
dengan khan.
·
Marion adalah salah satu dari teman
Fatma yang kemudian membantu Hanum menjelajahi Eropa untuk menggali tentang
jejak keberadaan Islam di Eropa.
·
Fatma merupakan orang yang taat dalam
beribadah dan ia adalah orang yang teguh dalam berpendirian. Walaupun ia
tersendat untuk mendapatkan pekerjaan karena memakai kerudung, tidak pernah
sekali pun ia ingin melepaskan kerudung tersebut.
-
Nilai
politik
Dalam hal ini
ditunjukkan jika pemerintah ataupun sekolah-sekolah disana tidak memberikan
toleransi untuk orang yang beragama muslim. Dimana terlihat saat tidak
disediakannya tempat solat bagi para mahasiswa muslim di kampus, dan terlihat
juga saat guru ayse meminta ayse untuk menanggalkan kerudungnya. Profesor juga
tidak menyetujui usulan rangga saat ia ingin meminta ujian dilaksanakan sehabis
solat jumat.
5. Perbandingan antara Novel dan Film
Novel
|
Film
|
Ayse
putri semata wayang Fatma dan Selim didalam novel digambarkan sebagai balita
berumur 3 tahun.
|
Ayse
putri semata wayang Fatma dan Seling didalam novel digambarkan sebagai anak
berusia 9 tahun, dan menjadi siswa disalah satu sekolah di kota Wina,
Austria.
|
Kisah
Kara Mustafa Pasha didalam novelnya digambarkan dengan cara menceritakan
kisah Kara Pasha dengan sudut pandang Kara Pasha sendiri sebagai pimpinan
perang yang gagal mempertahankan Islam di Eropa.
|
Didalam
filmnya kisah Kara Mustafa Pasha hanya berupa deskripsi, dengan beberapa
kalimat singkat yang ditayangkan pada awal dimulainya film.
|
Didalam
novel tidak ada karakter bernama Leon
|
Didalam
film Leon merupakan anak laki-laki asli Wina yang berperan sebagai teman
sekelas Ayse, yang kerap kali mengejek Ayse yang selalu memakai kerudung ke
sekolah.
|
Fatma
di dalam novel sempat memperlihatkan kepada Hanum dari atas Bukit kahlenberg
dimana letak Masjid yang bernama Vienna Islamic Center
|
Dalam film tidak ada masjid yang bernama
Vienna Islamic Center
|
Konflik
batin yang dirasakan Hanum didalam Novel lebih dominan, dari pada konflik
yang di alami Rangga.
|
Dalam
film 99 Cahaya Di langit Eropa, konlik yang di alami Rangga lebih
ditonjolkan. Jadi ada keseimbangan antara cerita kehidupan Rangga dan Hanum
di Wina. Didalam film untuk mewujudkannya tokoh pendukung Khan dan Stefen di
munculkan.
|
Tidak
ada karakter wanita bernama Marya
|
Marya
didalam film digambarkan sebagai salah seorang teman seuniversitas Rangga di
Wina, yang diamna menaruh hati kepada Rangga. Diakibatkan oleh Marya ini lah
nantinya pasangan Hanum Rangga di berikan cobaan dalam kehidupan asmara
mereka.
|
Didalam
novel diceritakan kejadian mati lampu yang dialami Hanum ketika berkunjung
bersama Fatma dan Ayse ke museum Kota Wina. Dinama ketika itu Hanum sempat
berpisah dengan Fatma dan Ayse.
|
Didalam
film hanya diceritakan Hanum dan Fatma terpisah, namun adegan mati lampu di
dalam Museum kota Wina tidak ada.
|
Teman-teman
Fatma yang ia perkenalkan kepada Hanum ada 3 orang yaitu Latife, Ezra, dan
Oznur.
|
Tokoh
Oznur dalam film tidak ditampilkan, hanya ada Latife dan Ezra.
|
Diceritakan
pengalaman Hanum dan Fatma yang menonton bersama ajang Piala Dunia Grup A
dimana pada saat itu Turki berhadapan dengan Portugis
|
Tidak
diceritakan kejadian Hanum dan Fatma menonton Piala dunia Group A Turki Vs
Potugis.
|
Tokoh
Marion Lamiter seorang peneliti sejarah Islam abad pertengahan, didalam novel
di gambarkan sebagai salah seorang Mualaf yang diperkenalkan oleh Imam
Hashim, penjaga Masjid Vienna Islamic Center. Dikatakan Marion menjadi Mualaf
seelah mengetahui tokoh Idolanya Napoleon Bonaparte yang sebenarnya juga
Islam.
|
Tokoh Marion Lamiter di dalam film
digambarkan sebagai salah satu teman Fatma, yang saat itu bertempat tinggal
di Paris. Dan Marion sendiri di perkenalkan oleh Fatma kepada Hanum
|
Didalam
novel ketika melakukan perjalanan ke Paris, Rangga dan Hanum sejak pertama
kali sampai Marion telah menjadi pemandu jalan untuk mereka.
|
Didalam
film Rangga dan Hanum bertemu Marion setelah satu hari sampai di Paris.
|
Tidak
ada cerita secara jelas ketika Hanum dan Rangga menaiki menara Eiffel
bersama.
|
Ada adegan dimana Hanum dan Rangga
jalan-jalan bersama menaiki menara Eiffel dan Rangga mengumandangkan Adzan
dari atas sana.
|
Sebelum
pergi meninggalkan Wina Fatma sempat mengirim pesan kepada Hanum
|
Ketika
menginggalkan Wina Fatma tidak memperi berita apapun pada Hanum.
|
Tidak
mengisahkan kenangan Khan waktu kecil, ketika terjadi perang di Pakistan
|
Menceritakan
masa kecil Khan ketika kecil, yang sempat bercekcok dengan Ayahnya.
|
Didalam
novel Hanum menceritakan dirinya smenjak berpisah dengan Fatma, dia tidak
dapat melakukan kontak lagi dengan sahabat Fatma yang lain seperti, Oznur,
Latife, dan Ezra
|
Namun
di dalam Filmnya Hanum masih menjalani persahabatan dengan Latife dan Ezra
|
Yang
meminta Hanum untuk mengunjungi Cordoba dan Granada adalah ayah hanum sendiri
yaitu Amien Rais
|
Tidak
ada cuplikan ketik Amien Rais menelpon Hanum, dan meminta putrinya
mengunjungi Cordoba dan Granada mewakili dirinya.
|
Didalam
novel konflik kehidupan Rangga di Universitasnya tidak terlalu ditonjolkan,
hanya di ceritakan secara sekilas namun mendetail oleh Hanum.
|
Didalam
film sempat di ceritakan konflik ketika Rangga akan mengikuti ujian di
Universitasnya, namun harinya bertepatan dengan waktu untuk sholat Jumat.
Rangga sempat berkonsultasi dengan sang dosen namun gagal.
|
Ada
tokoh Hassan seorang muslim dan Indida yang bekerja di salah satu toko daging
babi di Cordoba.
|
Tidak
ada diperlihatkan tokoh Hassan, ketika Rangga dan Hanum berwisata ke Cordoba.
|
Ketika
berwisata ke Mezquita Cordoba, Hanum dan Rangga bertemu seorang pemandu
wisata benama Sergio yang menceritakan secara jelas peradaban Islam yang
pernah menjadi tonggak berkembangnya Eropa masa kini yang diawali dari
Cordoba, negara seribu cahaya.
|
Tokoh
Sergio tidak di tampilkan
|
Tidak
ada diceritakan kejadian Stephen yang tertabarak mobil
|
Diceritakan
kejadian ketika Stephen tertabrak mobil, dan orang yang menolongnya pertama
kali adalah Khan, orang yang sangat ia benci.
|
Tidak
ada konflik asmara antara Rangga dan Hanum
|
Rangga
dan Hanum sempat bercekcok, karen kesalahpahaman yang disebabkan oleh Marya
yang tidak sengaja memeluk Rangga tepat di hadapan Hanum.
|
Kematian
Ayse anak Fatma disampaikan kepada Hanum melalui email oleh Fatma sendiri
setelah sekian lama menghilang. Dalam e-mail itu Fatma menjelaskan pada Hanum
,penyebab ia menghilang tiba-tiba dikarenakan Ayse yang menderita kanker
darah.
|
Kematian
Ayse di sampaikan oleh Fatma ke pada Hanum setelah Hanum dan Rangga
berkunjung ke Istanbul mengunjungi Fatma. Namun, sebelum itu Hanum telah
mengetahui penyakit Ayse setelah melihat bingkisan yang Marion titipkan untuk
Ayse dan Fatma
|
Email
dari Paul, orang asing yang pernah menerima treat dari Fatma ketika makan
bersama di sebuah restoran di atas bukit Kahlenberd bersama Hanum, di
perlihatkan secara langsung oleh Fatma kepada Hanum, ketika hanum berkunjung
ke rumah Fatma di Istanbul.
|
Email
dari Paul, di teruskan oleh Fatma ke pada Hanum.
|
Akhir
cerita didalam novel menggambarkan pengalaman Hanum ketika melakukan perjalanan
Haji ke Mekah, yang ketika itu sang suami Rangga tak dapat mendapingi dirinya
di karenakan larangan dari tempat kerja Rangga yang tidak mengijinkan dirinya
untuk mengambil cuti.
|
Akhir
cerita di dalam Film menceritakan ketika Hanum, Rangg, dan Fatma berkunjung
ke makan Ayse, di mana disanalah Hanum, akirnya memutuskan untuk memakai
hijab dalam hidupnya.
|
Daftar Pustaka
-
Rais, Hanum Salsabiela dan Rangga
Halmahendra. 2015. 99 Cahaya Di Langit Eropa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
-