Senin, 20 Januari 2014

Cerpen SI PEMBERI HARAPAN PALSU



                Karena tidak ada kerjaan, aku pun memutuskan untuk mebuka facebook sekedar untuk bermain sejenak. Ku upload salah satu foto kartun favorite ku yaitu One Piece. Aku menulis  status seperti ini “ Love you, Luffy, Zorro,Sanji, Usop, Nami, Chopper, Robin, Fanki, BrookJ”. Setelah beberapa saat aku membuat status itu, terlihat ada yang mengomentarinya, tertera nama disana Leleitem kayakvina, aku pun membaca komentarnya.
                 Leleitem kayakvina : Eh Pit, kamu suka one piece ya?
                Puspita pita ita         : sukaaa beuuzzzz
Leleitem kayakvina: wah kalok gitu sih, kamu mirip banget sm kakaku dia juga penggemar
                                   One piece.
Puspita pita ita         : yang bener Vin!? Mau dong minta filmnya, pliss
Leleitem kayakvina : Kalok gitu besok bawa flasdiskmu ya?! Kebetulan kakaku jugapulangnya
                                     Rabu minggu depan.
Puspita pita ita         : siip.
Setelah percakapan bersama Vina di facebook tadi aku senang bukan kepalang, karena akhirnya aku bisa mengoleksi film One Piece yang aku idam-idamkan. Tapi sepertinya aku harus bersabar selama dua minggu karena setelah minggu ini waktunya libur semester, tapi tak apalah demi One Piece apa sih yang enggak.
Keesokan harinya. Aku pergi mencari Vina kekelasnya, aku menyerahkan dua flasdisk sebesar 4 GB, karena aku takutnya nanti tidak cukup.
“Mau di copiin dari episode barapa Pit? Soalnya di laptop kakakku tiu banyak banget”
  Dari episode 500 aja Vin”
“ Oh OK deh, aku kasih pas masuk sekolah dua minggu lagi ya” aku hanya mengangguk tanda mengiyakan. Libur sekolahpun akhirnya tiba, aku menuggu dan menunggu. Tidak terasa sudah seminggu lebih aku libur, tinggal seminggu lagi aku akan mendapatkan film One Piece yang aku inginkan hehehe....
Hari senin, saatnya aku masuk sekolah lagi. Aku langsung berlari masuk ke sekolah karena terlambat. Terlihat semua siswa dan siswi SMP 1 Selong telah berkumpul untuk apel bendera. Aku lalu menuju barisan kelasku, ketika aku sudah berbaris ku lihat Vina disampingku, akupun menagih janjinya padaku.
“Vina, flasdiskku mana? Udah dicopiinkan One Piece nya?”
“Udah kok, Pit, tapi aku luba bawa flasdiskmu, aku bawain besok ya”
“Ooo gak pa pa, bisanya sampe episode berapa?”
“ Aku ngopiin kamu sampe episode...mmmm...700 an deh pokoknya” aku mengangguk. Sebenarnya aku agak kecewa tapi tak apalah. Tapi langsung aku ingat.....
“One Pice sampe episode 700? Bukannya baru sampe episode 611 ya?” batinku. Walaupun aku ini tidak sering mendownload filmnya, tapi jangan salah semua info tentang One Piece sudah diluar kepala. Mulai tumbuh kecurigan dihatiku. Ah, tapi belum tentu, munggkin Vina salah lihat,aku pun membuang jauh-jauh pikiran itu.
Hari selasanya, seperti hari senin kemarin Vina bilang dia lupa lagi membawa Falsdiskku,aku pun bersabar lagi. Tapi, hal ini terus berlanjut, sampai akhirnya tanpa terasa sudah 2 bulan lewat flasdisku belum juga dikembalikan. Kesabaranku mulai hilang,aku sudah tidak tahan lagi. Ku langkahkan kakiku menuju kelas Vina untuk meminta penjelasan.
“Vin, kok kamu lupa-lupa terus sih bawa flasdisku, aku lagi butuh pake juga nih”
“Flasdiskmu ada di Tika, ntar ku ambilin” aku hanya menatapnya dengan sinis dan pergi tanpa mengucapkan apa-apa. Aku tidak habis pikir, Vina seperti itu, dia tau kalau itu adalah flasdiskku tapi kenapa dia meminjamkannya kepada orang lain, aku benar-benar marah dengan sikapnya yang seperti itu.
Saat sampai dikelas aku lihat Lia sedang menggerutu ditemani Inda didekatnya. Aku bertanya ada apa, ternyata dia bilang padaku kalau dia sedang marah pada Vina yang belum juga mengembalikan bukunya selama dua bulan ini. Aku kaget ternyata bukan hanya aku yang jadi korban Vina, dan bukan hanya Lia dan aku tapi Inda juga. Ya ampun.
Keesokan harinya saat pulang sekolah, aku bertemu dengan Vina di gerbang sekolah. Aku menagih flasdisku pada Vina dan akhirnya dia membawa flasdisku. Walaupun sudah kembali, tapi aku tidak merasa senang, karena aku punya firasat aku hanya korban kebohongan Vina.Dan ternyata benar, di falsdiskku tidak ada satupun film One Piece, disana hanya ada foto Vina, Tika dan temannya yang lain. Ternyata dia mengunakan flasdiskku hanya untuk kepentingannya sendiri.
Segala macam kata-kata kotor keluar dari mulutku, mulai dari yang level satu sampai level puncak. Aku benar-benar kesal, untuk apa Vina berbohong padaku? Untuk apa dia bilang kalau dia sudah mengcopi film itu padahal tidak ada? Aku benar-benar kecewa bukan main,ku coba bersabar, sesabar-sabarnya sambil mengelus dada ini.
 Tapi aku berharap, biarlah aku yang terakhir menjadi korban Vina si pemberi harapan palsu itu. Dan semoga saja tuhan memberi dia kesadaran kalau perbuatannya itu salah. Amin.

WARNING: KISAH NYATA!!
PENULIS   : RESSA RIZMA




Segelas Susu
            Denis adalah seorang pelajar SMA jurusan IPA, dia tidak seperti teman-temanya yang lain, yang setiap harinya bisa bersantai- santai sambil berkencan dengan pacarnya, atau pergi ke tempat hiburan disaat libur. Lain dengan Denis yang setiap harinya harus mencari sampah untuk dijual demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk membayar biaya sekolahnya. Denis tidak pernah malu mencari nafkah lewat sampah, karena menurutnya itu adalah pekerjaan yang halal.
            Walaupun begitu, Denis juga manusia yang pasti ada saatnya dia merasa lelah melakukan semua ini. Kini persediaan uang Denis hanya tinggal sedikit, untuk membeli nasi saja tidak cukup. Teriknya matahari membuat Denis kehausan dan kelaparan, iapun masuk ke sebuah rumah untuk meminta sedikit makanan.
            Denis mengetuk pintu rumah tersebut, dan keluarlah seorang gadis manis yang membuat Denis terpesona. Minatnya  awalnya yang ingin meminta makanan dibatalkan dan bilang hanya membutuhkan segelas air minum. Namun si gadis  tersebut berpikiran kalau Denis lapar, dan membuatkannya segelas susu.
            Denis terkejut melihat si gadis memberinya segelas susu, tapi Denis menerimanya dan langsung meneguk susu itu sampai habis.
            “ Apa yang bisa saya berikan pada anda untuk semua ini?” si gadis tersenyum mendengar Denis berkata seperti itu.
            “ Tidak usah terlalu formal seperti itu, dan juga mama pernah bilang sama aku untuk melakukan sebuah kebaikan dan membantu orang lain, tidak butuh sebuah imbalan” Denis terharu dengan ucapan gadis itu, ia begitu tersentuh mendengarnya.
            “ Kalau begitu aku berterima kasih dengan hati”
            Ia lalu beranjak dan berpamitan, entah kenapa semangatnya seperti terisi kembali, dan bersumpah pada dirinya akan mencapai cita-cita menjadi seorang dokter agar suatu saat nanti ia bisa membantu orang lain.
            Beberapa tahun kemudian...........
            Ibu si gadis itu dilarikan kerumah sakit karena pingsan akibat darah tinggi. Dia di rawat dan ditangani oleh Denis yang ternyata adalah dokter dirumah sakit tersebut. Alangkah terkejutnya Denis mengetahui kalau pasien yang ditangani ini, adalah ibu dari seorang gadis yang pernah memberi pertolongan pada dia waktu itu.
            “ Kamu yang waktu itukan? Jadi yang tadi itu Ibu kamu”
            “ iya, wah nggak nyangka ya, kamu sekarang udah jadi dokter” Mereka berduapun berkenalan dan ternyata nama gadis itu adalah Irma.
            Setelah memeriksa Ibu Irma sekali lagi Denis keluar, namun sebelum itu dia menyisipkan sebuah bill di bawah pas bunga di atas meja ruangan itu. Irma lalu masuk kekamar tempat ibunya dirawat, ia melihat bill yang ditinggalkan Denis, awalnya dikira itu sebuah bill pembayaran rumah sakit. Namun, setelah itu airmatanya menetes mebaca isi bill itu.
            “ Bayarlah dengan segelas susu”
            Irma lalu berlari keluar mencari Denis untuk mengucapkan terimakasih. Di temukannya Denis dan dihampiri pemuda itu.
            “Terimakasih ya, kamu sudah baik sama aku” ucap Irma sambil mengusap air matanya. Denis tersenyum.
            “ Seharusnya akulah yang berterima kasih pada tuhan telah mempertemukan ku dengan seorang gadis yang memberi segelas semangat untukku sampai aku bisa seperti ini” keduanya pun tersenyum satu sama lain,untuk segelas susu,untuk sebuah kebaikan, untuk sebuah semangat, dan untuk sebuah impian.
PENULIS: RESSA RIZMA

0 komentar:

Posting Komentar