Selasa, 21 Januari 2014

Analisis Cerpen Robohnya Surau Kami


Robohnya Surau Kami
·         Tema
Seorang laki-laki yang menyia-nyiakan hidup keluarganya karena pemahaman agama yang salah
·         Amanat
1.      Jangan merasa sombong oleh gelar dan nama.
2.      Janganlah sering bersikap egois.
3.      Rajin beribadah untuk mencapai akhirat adalah hal yang wajar saja, tapi jangan lupa juga tentang kewajiban dunia.
4.      Janganlah takut pada kematian karena kita semua yang hidup pasti mati.
5.      Jangan merasa diri selalu benar mengenai agama, belum tentu pendapat kita itu benar menurut agama yang sesungguhnya.
6.      Beriman kepada Allah bukan hanya dengan cara beribadah dan beribadah, namun bisa kita lakukan dengan cara lain seperti selalu berhubungan dengan sesama dan mengingat tanggung jawab didunia.
7.      Selalu pelihara lingkungan sekitarmu, jangan hanya masa bodoh dengan hal itu, karena lingkungan merupakan halpenting yang diberikan Allah.
8.      Negeri kita adalah negeri yang kaya, maka manfaatkanlah itu sebaik mungkin, jangan biarkan kekayaan itu direbut oleh negara lain.
9.      Sebagai seorang laki-laki pemimpin rumah tangga tidak seharusnya menyia-nyiakan anak dan istri.
10.  Kita sebagai sesama manusia hendaknya jangan saling mengejek tetapi selalu saling menghormati.
11.  Kita harus selalu melakukan apa yang diperintah Allh dan menjauhi larangannya seperti bunuh diri.
12.  Kita harus mengingat bahwa kita adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain.
·         Latar Belakang cerita
1.      Sempitnya pemahaman masyarakat tentang mekna beribadah. Dikirnya beribadah hanya dengan sholat,mengaji,dan beribadah setiap waktu menyembah Allah. Padahal ibadah dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan
·         Cerita Kembali
Disebuah desa ada surau yang sudah rusak karena tidak ada yang mengurusi surau tersebut. Dulunya surau itu dihuni oleh seorang kakek yang hidup dengan rezeki dari mengasah pisau orang-orang desa yang meminta tolong.
Suatu hari si kakek terlihat muram dan lesu sambil duduk dipojokan ruang surau, ketika ia ditanya oleh seorang pemuda ada apa, tenyata dia sedang marah dan merasa sangat tersinggung oleh cerita salah satu warga desa yang benama Ajo Sidi.
Ajo Sidi ini bercerita tentang seorang ahli ibadah bernama Haji Saleh yang kesehariannya hanya menyembah Allah dan tidak ada lain yang dikerjakan. Suatu ketika di hari penentuan, Haji Saleh sangat percaya diri ia akan masuk kesurga.
Namun ternyata, Allah menempatkannya di neraka, ia sangat bingung dan mengira Allah telah salah menempatkannya disana, maka Haji Saleh bertanya pada Allah, bagaimana bisa ahli ibadah sepertinya dimasukkan kedalam surga padahal setiap harinya ia hanya menyembah Allah menyebut namanya, membaca kitabnya dan selalu beribadah padanya.
“O, Tuhan kami Yang Mahabesar.Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadah,yang paling taat menyembah-Mu, memuji-memuji kebesarnmu-Mu,mempropagandakan keadilan-Mu dan lain-lainnya.Kitab-Mu kami hafal di luar kepala kami. Tak sesat sedikit pun kami membacanya.Akan tetapi,Tuhan yang Mahakuasa setelah kami Engkau panggil kemari dan memasukkan kami keneraka. Kmi disini menuntut keadilanmu utnuk memasukkan kami para ahli ibadah kedalam sorga”
“Kalian berasal darimana”
“ Kami adalah umatmu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku”
“Tanhnya yang kaya raya, penuh logam,minyak, dan berbagai tambang lainnya bukan? Dinegeri dimana tanah nya subur sehingga tanamn tunmbuh tanpa ditanam?Di negeri yang selalu kacau balau hingga kau dan saudaramu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu yang lain diambil oleh orang lain?”
“ Benar tuhanku, tapi itu semua tidak maslah bagi kami”
“Itulah mengapa kau pantas dineraka. Kau biarkan anak dan cucumu melarat Sedangkan harta berndamu diambil oleh orang lain untuk anak cucu mereka. Dan kau lebih suka berkelahi dengan saudaramu sendiri. Ku beri kau negeri yang kaya tapi kau malas. Ku lebih suka beribadah karena ibadah tidak mengeluarkan tenaga dan tidak perlu membanting tulang. Aku menyuruh kalian beramal disamping bribadah. Dan asalkan kau tau aku ini tidak haus dengan sembah, pergilah kalian.”
Haji Saleh lalu digiring lagi menuju neraka. Kemudian ia bertanya pada malaikat. Haji Saleh beratanya apa salah selama ini dia menyembah Allah.
“ Wahai malaikat salahkah aku jika menyembah tuhanku?”
“ Tidak, kau tidak salah sama sekali. Tetapi kau terlalu egois. Kau hanya memikirkan dirimu sendiri kau takut mati dan masuk neraka, itulah mengapa kau selalu beribadah. Namun kau melupakan tanggung jawabmu dan membiarkan istri dan anakmu terlunta-lunta itulah kesalahan terbesarmu” Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kakek ceritakan.
Setelah menceritakan cerita itu, keesokan harinya si kakek ditemukan meninggal dengan cara membunuh dirinya sendiri. Sedangkan Ajo Siji yang bercerita tentang hal itu, pergi entah kemana.
·         Relefansi dalam kehidupan sehari-hari
1.      Haji Saleh yang kesehariannya hanya melaksanakan ibadah demi mencapai surga Allah, namun melupakan kewajibannya didunia.
Hal ini sering kita lihat dalam keseharian contohnya sering kali para kapala keluarga meninggalkan rumah istri dan anaknya, demi berkelana menyebarka agama islam demi mendapat rida Allah. Tetapi hal itu juga slaah karena ia melupakan tugasnya sebagai seorang pemimpin keluarga.
2.      Haji Saleh yang bersombong diri karena memiliki gelar Haji.
Sekarang ini sering kitaa lihat banyak rang yang pergi berhaji buka karena Allah tapi semata-mata hanya mementingkan gelar yang akan dia dapat, karena banyak bukti yang terlihat banyak sekali haji-haji yang perilakunya sama sekali tidak mencerminkan kelaukan haji yang sebenarnya, mereka hanya mementingkan gelar haji yang akan didapatkannya.

0 komentar:

Posting Komentar