Rabu, 12 Agustus 2015

Analisis Kutipan Cerpen Bengkel Buyung



ANALISIS CERPEN BENGKEL BUYUNG

A.    STRUKTUR
1.      Orientasi
Bagian orientasi pada Cerpen Bengkel Buyung terdapat pada bagian sebagai berikut.
 .......
Tiba-tiba Buyung melihat seorang sudah tua tampak kecapaian menuntun sepedanya. Timbul perasaan iba di hati Buyung.” Kenapa Pak? Tegur Buyung sambil berjalan mendekati. Pak Tua itu menoleh ke arah Buyung dan berhenti seraya mengusap keringat di wajahnya. “ Ini Nak, sepedanya putus rem,” jawab Pak Tua itu setelah Buyung mendekat.
“ Rem yang mana? Depan atau Belakang?”tanya Buyung
“ Yang belakang, Nak, Kalau rem depannya memang tidak ada.”
“Oohhh....” guman Buyung pendek menganggukkan kepala.
“ Bisa tolong perbaiki Nak?” tanya Pak Tua itu kemudian.
“ Bisa Pak!” jawab buyung cepat.
“ Mari, Pak, bawa ke beranda rumahku.”
Segera bapak tua itu menuntun sepedanya mengikuti langkah Buyung.
“ Bapak dari mana?” tanya Buyung sambil membuka rem yang putus.
 “ Dari Lebak menjenguk cucu sakit”
“ Bapak tinggak di desa seberang ya?”
“ Ya, rumah Bapak paling ujung, Catnya berwarna bitu muda, ada pohon mangganya di samping pagar,” jelas Pak tua itu. Sementara Buyung terus asyik memperbaiki rem sepeda itu dengan semangat.
“ Nah selesai Pak. Cuma hati-hati, tidak boleh di bawa mengerem mendadak. Sebab ini ada sambungannya.” Tutur Buyung seraya melap tangannya dengan kain perca.Bapak tua itu mencoba daya kerja rem yang baru di perbaiki Buyung.
“ Terimakasih, Nak,” ucap Pak Tua itu.” Dan ini terimalah,” tangan Pak Tua itu terjulur ke hadapan Buyung memberikan uang dua lembar ratusan.
“ Tidak usah, Pak” tukas Buyung cepat.
“ Saya hanya menolong saja.”
“ Bapak tahu. Tapi sekadar buat uang jajanmu,” paksa Pak Tua itu menggenggamkan uang tadi ke telapak tangan Buyung. “ Nah, sampai ketemu lagi, Nak.”
.
2.      Komplikasi
Bagian Kompliskasi pada  cerpen Bengkel Buyung terlihat pada bagian cerita sebagai berikut.

Bapak Tua itu bergegas mengayuh sepedanya. Setelah Pak Tua itu tidak terlihat lagi, Buyung kembali membenahi alat-alat sepedanya. Ada perasaan bangga tumbuh di hati Buyung. Selesai itu Buyung memandangi uang pemberian Pak tua tadi. Matanya berbinar menyala. Terbayang satu keceriaan di wajah Buyung.” Akh, kalau begitu aku akan membuka bengkel sepeda.”
Dan atas persetujuan Emak dan Abah, keesokan harinya di rumah Buyung terpampang satu papan nama dengan tulisan: DI SINI TEMPAT MEMPERBAIKI SEPEDA.B uyung telah menyediakan alat-alat yang di perlukan dengan rapi. Dengan terlebih dahulu di bersihkannya.
Pada hari pertama saja ada tiga buah sepeda yang harus di perbaiki oleh Buyung.
Ada yang menganti jari-jarinya. Ada yang menukar garpu stang dan ada juga yang memperbaiki peleknya. Begitu pun hari-hari selanjutnya, ada saja orang yang datang untuk menyuruh memperbaiki sepedanya. Hingga tiap pulang sekolah Buyung selalu punya kesibukan. Waktu-waktu Buyung jadi benar-benar bermanfaat.

3.       Evaluasi
Tahap evaluasi atau tahap diamana cerita mendekati penyelesain pada cerpen Bengkel Buyung tergambar pada bagian di bawah ini.

Sampai pada suatu hari sebelum Pak Amat datang. Buyung telah berhasil mengumpulkan sebanyak empat ribu lima ratus rupiah, dari hasil bengkelnya. Berarti ia telah dapat melunasi uang sekolahnya yang tiga bulan itu sebesar tiga ribu rupiah.
“ Bah, ini uang tabungan Buyung dari hasik membuka bengkel,” ucap Buyung malam harinya.
Abah memperhatikan wajah Buyung dalam-dalam.
“Besok Buyung membayar uang sekollah ya, Bah?” ujar Buyung lagi. Tapi Abah masih membisu

4.      Resolusi
Resolusi atau tahap penyelesain dari cerpen Bengkel Buyung terlihat pada bagian sebagai berikut.

Dan satu keharuan muncul di hati Abah manakala ia menganggukkan kepalanya. Begitu dengan Emak, matanya berkaca-kaca diimbau perasaan. Buyung kemudian mendekti Abah yang memanggilnya.
“ Ya, Bah.” Suara Buyung pelan sambil menundukkan kepala.
Abah mengelus-elus kepala Buyung. Setelah berbisik Abah berkata ke telinga Buyung,” Kau anak yang baik Buyung, anak yang tidak mengecewakan orang tua. Abah kagum akan perbuatanmu.” Abah berhenti sebentar.” Tadi siang juga Abah baru menjual hasil kebun singkong kita. Maka Abah rasa kita tak perlu lagi untuk menjual.....”
“ Abah....” potong Buyung seraya menghamburkan diri ke pangkuan Abah.
“ Ya, Abah membatlakan perjanjian dengan Pak Amat,” lanjut Abah membuat Buyung tidak dapat menahan air matanya.Buyung tidak dapat menahan perasaan bahagianya. Sedang Emak tersenyum haru melihat hal itu. Senyum kebanggaan untuk anaknya yang cerdik dan tabah. Si Bungsu dari dua orang anaknya. Buyung, harapan Emak sesudah Endah jauh di bawa suaminya. Buyung yang mau menggunakan pikirannya dalam menghadapi kesulitan.

5.      Koda
Bagian koda atau dikenal dengan penutup pada cerpen Bengkel Buyung terlihat pada klimat

Kemudian Abah dan Emak berpandangan, mereka berdua saling tersenyum.
B.     Unsur Instrinsik
1.      Tema
Kutipan cerpen Bengkel Buyung Bercerita tentang seorang anak yang membuka bengkel sepeda untuk membantu orang tuanya melunasi uang sekolah.
2.      Latar
-          Latar Tempat: Pada cerpen Bengkel Buyung mengambil tempat:
a.       Jalanan, hal ini tampak pada penggalan cerita ketika Buyung melihat seorang pak tua tampak kecapaian menuntun sepedanya.
b.      Beranda Rumah, latar ini terlihat saat Buyung menwarkan pak tua itu untuk di perbaiki sepedanya dan membawa sepeda tersebut ke beranda rumah Buyung.
“ Bisa Pak!” jawab buyung cepat.
“ Mari, Pak, bawa ke beranda rumahku.”
Segera bapak tua itu menuntun sepedanya mengikuti langkah Buyung.
c.       Bengekel Sepeda, latar tempat ini ada setelah Buyung mendirikan bengkel sepedanya sendiri atas pesetujuan dari Emak dan Abah.
Dan atas persetujuan Emak dan Abah, keesokan harinya di rumah Buyung terpampang satu papan nama dengan tulisan: DI SINI TEMPAT MEMPERBAIKI SEPEDA.
-          Latar Suasana
a.    Melelahkan: hal ini dapat di lihat dari kutipan cerpen “Tiba-tiba Buyung melihat seorang sudah tua tampak kecapaian menuntun sepedanya”
b.     Bahagian: hal ini telihat pada kutipak cerpen “Matanya berbinar menyala. Terbayang satu keceriaan di wajah Buyung.
c.    Mengharukan: hal ini tergambar pada kutipan cerpen ““ Abah....” potong Buyung seraya      menghamburkan diri ke pangkuan Abah.
“ Ya, Abah membatlakan perjanjian dengan Pak Amat,” lanjut Abah membuat Buyung tidak dapat menahan air matanya.
-          Latar Waktu
a.       Malam hari, hal ini dapat dilihat dari kutipan cerpen “ Bah, ini uang tabungan Buyung  dari hasik membuka bengkel,” ucap Buyung malam harinya.
b.      Siang hari, latar waktu ini terlihat pada kutipan cerpen “Hingga tiap pulang sekolah Buyung selalu punya kesibukan.”
3.      Tokoh/ Penokohan
a.       Buyung, Buyung adalah anak yang suka menolong orang, sifat ini terlihat ketika Buyung menolong Pak tua yang sepedanya rusak dengan cara memberbaiki rantai sepeda Pak tua yang putus itu. Dan Buyung jugA adalah anak yang tabah dan cerdik terlihat dari kutipan cerpen “Senyum kebanggaan untuk anaknya yang cerdik dan tabah”. Buyung juga adalah anak yang mandiri karena sudah bia mencari uang sendiri
b.      Ibu, karakter ibu adalah seorang yang pengertian terlihat dari perilaku ibu ketika ia mengizinkan Buyung untuk membuka bengkel sepedanya sendiri sebagai perwujudan kecerdikan anaknya.
c.       Bapak, bapak memiliki sifat pengertian seperti ibu yang mengizinkan Buyung membukan bengkel sepedanya sendiri. Bapak juga adalah orang yang penyayang terlihat saat ia mengelus elus kepala Buyung dan merasa sangat bangga kepada anaknya yang sudah mampu mencari uang sendiri.
4.      Sudut Pandang
Sudut pandang  yang di gunakan dalam cerpen Bengkel Buyung adalah sudut pandang serbatahu. Pada kutipan cerpen Bengkel buyung pengarang berperan sebagai pengamat yang mengetahui seluk beluk kehidupan tokoh utama namun dia sama sekali tidak terlibat di dalamnya.
5.      Alur
Alur cerita dalam cerpen Bengkel Buyung menggunakan alur maju atau progresif, karena pada cerpen Bengkel Buyung peristiwa-peristiwa yang ada terjadi secara bertahap dari tahap pengenalan hingga taham penyelesaian cerita.
6.      Amanat
Pada cerpen Bengkel Buyung ada beberapa amanat atau pesan yang dapat kita ambil seperti,
a.       Jika ada seorang yang sedang kesulitan hendaknya kita membantunya apabila kita merasa mampu.
b.      Kita seharusnya bisa mandiri sedari sekarang dengan cara menghasilkan uang sendiri dari ide-ide yang kita miliki, juga untuk mengurangi beban orang tua.
7.      Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang ada di cerpen Bengkel Buyung menggunakan gaya bahasa yang mudah dimengerti atau sering di sebut gaya bahasa literal yaitu  bahasa yang tidak menyimpang dari arti sebenarnya atau gaya bahasa yang mudah di pahami.

C.     Unsur Ekstrinsik
1.      Nilai dalam karya Sastra
a.       Nilai Moral, yaitu nilai kehidupan yang berkaitan dengan ahlak atau budi pekerti. Nilai moral cerpen Bengkel Buyung dapat dilihat dari,
Senyum kebanggaan untuk anaknya yang cerdik dan tabah. Si Bungsu dari dua orang anaknya. Buyung, harapan Emak sesudah Endah jauh di bawa suaminya. Buyung yang mau menggunakan pikirannya dalam menghadapi kesulitan.”
Nilai moral yang tersirat dari penggalan diatas adalah seorang anak yang mampu mandiri dengan memanfaatkan keagliannya untuk membantu kesulitan yang dialami dalam keluargany yaitu kesulitan ekonomi.
b.      Nilai Sosial . merupakan nilai kehidupan yang berkaitan dengan norma atau aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai sosial yang ada dalam Cerpen Bengkel Buyung adalah sebagai berikut.
Tiba-tiba Buyung melihat seorang sudah tua tampak kecapaian menuntun sepedanya. Timbul perasaan iba di hati Buyung.” Kenapa Pak? Tegur Buyung sambil berjalan mendekati. Pak Tua itu menoleh ke arah Buyung dan berhenti seraya mengusap keringat di wajahnya. “ Ini Nak, sepedanya putus rem,” jawab Pak Tua itu setelah Buyung mendekat.
“ Rem yang mana? Depan atau Belakang?”tanya Byung
“ Yang belakang, Nak, Kalau rem depannya memang tidak ada.”
“Oohhh....” guman Buyung pendek menganggukkan kepala.
“ Bisa tolong perbaiki Nak?” tanya Pak Tua itu kemudian.
“ Bisa Pak!” jawab buyung cepat.
“ Mari, Pak, bawa ke beranda rumahku.”
Nilai sosial yang dapat kita ambil dari kutipan cerpen diatas adalah kita harus saling menolong sesama umat manusia, apabila ada orang yang membutuhkan pertolongan walaupun tidak kita kenal, atau bahkan tidak diminta setidaknya kita menolong jika mempu.


3 komentar:

  1. cerpennya emg gak ada abstraknya ya?? terus penulisnya siapa sih? tolong dong gan siss yg tau tolongin buat tugas ni ;(((

    BalasHapus
  2. artikelnya bagus, izin share ya..

    BalasHapus
  3. latar belakang kehidupan pengarangnya gak ada dicantumin?

    BalasHapus